Urip Angel

Jahitan sutra yang tersimpan di ruang kelabu

Arum duri yang tersampaikan hingga suaka satu

Kunci ruang menjangkar kunci yang laib

Erat yang pasti, namun cahaya tetap lalu

 

Terang bulan penjaga ruang

Merangkul diri dengan bintang

Udah murni cahaya, tak menyebar yang kurang

 

Berjalan di dunia dengan petunjuk yang dia bawa

Antara gelap yang nggawe buta

Nalika udan sudah lalu

Ya jadi busur sang dewa

Anggun yang sayangnya cepat lalu

Kaca yang padat tak cair dia tak bisa

 

Berjalan di tebing yang ramai

Angin melolong di puncak, bagai badai

Namun barat sudah tidur lela

Gawe gelo orang yang terlanjur bahagia

 

Equilibrium hidup sang bunga. Ituah dia

Teratai cantik, melati suci. Semua menggambarkannya

Sayangnya sakit. Jadi pelita tanpa melihat satu lainnya

Andaikan, hanya satu malam saja petunjuk lain menyala baginya

 

Oleh: Alanendra Abhyasa .R XI-4

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *