Keris Itu Selalu di Atma

Keris itu slalu di atma.

Warisan yang tak pernah angkara.

Ia dapat menjelma alat murka,

membawa derita lalu kesengsaraan

Mampu pula membawa insan menuju samudra kebijaksanaan

 

Keris itu slalu di atma.

Tak seperti pedang

yang bersinar gagah nan wibawa.

Ia mengajarkan hati yang rendah.

 

Keris itu slalu di atma.

Sejak Ken Arok menantang takdir di Singosari sana.

Empu Gandring tempa pusaka, jadi saksi bisu darah mengalir.

Kala ambisi meraja, nafsu menggilas nurani yang lirih.

 

Keris itu slalu di atma.

Waktu membawa kisah di Tanah Jawa.

Syahdan, Diponegoro membawa cahaya.

Keris suci menebas gelap,

melawan kaum yang tertindas penjajah durhaka.

 

Keris itu slalu di atma.

Posisiya di belakang, bukan di depan.

Menghormati sesame, menghargai liyan.

Bukan tuk memamerkan kehebatan diri.

 

Keris itu slalu di atma,

yang akan lanjutkan anutan.

Tidak sirna lewati masa,

bertahan di tengah denyut peradaban

 

FLS3N

Oleh: Muhammad Aldyansah Yoga Pratama

Cabang lomba: cipta puisi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *