Renaka (Coretan Pena PK), Wadah Penampung Karya Warga PK
Sebagai bagian dari Gen 8, sebutan dari para peserta didik yang bergabung dengan keluarga SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta pada tahun ajaran 2023/2024, kami menduduki bangku kelas 11 (kelas 2 SMA) pada pertengahan tahun 2024 lalu. Sekolah memiliki suatu program, dengan nama Sit In University, yaitu program yang membantu para siswa untuk mengenali dan beradaptasi dengan iklim perkuliahan. Kami, yang terdiri dari 2 orang, merupakan peserta yang melakukan Sit In di Fakultas Ilmu Budaya di UNS (Universitas Sebelas Maret). Masing-masing dari kami bergabung di prodi (program studi) sastra yang berbeda, yaitu sastra Inggris dan sastra Indonesia, selama 2 minggu menjalani program Sit In.
Hari-hari bersama prodi sastra Indonesia diliputi dengan pembahasan dari berbagai sudut, mulai dari sejarah, mengenai bagaimana bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa persatuan yang digunakan secara umum oleh masyarakat, bagaimana keadaan sastrawan-sastrawati dari era ke era, serta penyair-penyair yang ‘hilang’ karena karyanya. Dari sisi lain, sastra Indonesia juga membahas mengenai pola komunikasi, bagaimana konteks dapat memengaruhi makna.
Dari sisi prodi sastra Inggris, hari-hari diisi dengan pembahasan struktur penyusun kalimat dalam bahasa Inggris, kata per kata. Jadwal kuliah yang cenderung lebih sedikit (jika dibandingkan dengan banyak mata kuliah yang diambil di sastra Indonesia), beberapa mata kuliah terkadang diisi dengan menyimak mahasiswa-mahasiswa yang melakukan presentasi sebagai hasil dari kerja kelompok yang telah dilaksanakan, mungkin pada pecan-pekan sebelumnya.
Setelah melakukan Sit In University selama 2 minggu, dari tanggal 11 November sampai dengan tanggal 22 November 2024, seluruh peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu produk yang mewakili masing-masing fakultas, serta dalam rangka pemenuhan nilai P5 yang bertemakan “Rekayasa Teknologi”. Pada mulanya, kami berniat menghasilkan sesuatu yang sederhana dan secara jelas menggambarkan FIB, yaitu berupa antologi cerpen (cerita pendek) dan menyelipkan beberapa playlist musik sebagai pendukung. Sebagai upaya untuk memenuhi tema umum P5 pada kali ini, yaitu rekayasa teknologi, rencana kami adalah dengan mempublikasikan karya kami secara online dengan membentuk e-book atau melalui platform-platform kepenulisan online, seperti Wattpad, sehingga dapat diakses oleh masyarakat pengguna internet secara luas. Selain hal tersebut, dengan adanya playlist dalam antologi yang akan kami ciptakan, awalnya kami menilai hal tersebut sudah mengandung unsur teknologi.
Kami perlahan-lahan memulai pengerjaan antologi cerpen. Namun, setelah beberapa kali berdiskusi dengan mentor dan guru pendamping kami, serta mengadakan beberapa diskusi singkat di antara kami yang kami sempatkan di sela-sela waktu, kami mulai menyadari bahwa ide awal yang sebelumnya kami pikirkan mungkin terlalu sederhana dan kurang mengandung unsur “Rekayasa Teknologi”, terlebih jika dibandingkan dengan kelompok-kelompok dari fakultas lain, seperti teknik dan kedokteran.
Meskipun terdapat keraguan, kami berniat untuk tetap melanjutkan ide semula. Nasib baik berpihak pada kami, dalam proses pengerjaan dan diskusi lagi bersama guru pendamping, tiba-tiba muncullah suatu ide baru. Pada waktu itu, kami sedang dilanda kebingungan terkait pemilihan platform untuk mempublikasikan antologi cerpen kami dan pada masa itulah, guru pendamping kami, yang kami hormati, Ustadzah Afif, memberi saran untuk membuat blog saja. Ide ini kemudian berkembang dengan cepat, dari blog sebagai wadah untuk menampung karya-karya kami sendiri, menjadi ide yang dapat memberikan dampak secara luas, yaitu blog sebagai wadah untuk menampung tulisan-tulisan karya dari seluruh warga sekolah. Ide ini bukannya tidak berdasar, melainkan dengan dasar banyaknya karya tulis atau ide dari anggota keluarga sekolah yang hilang begitu saja karena tidak ada wadah yang menampung, Publikasi melalui majalah pun terkadang dinilai membosankan dan kurang banyak pembacanya. Kami menginginkan adanya interaksi secara langsung antara pembuat karya dengan pembaca yang dapat meninggalkan komentar setelah membaca.
Kami kemudian dengan cepat melakukan diskusi lebih lanjut mengenai buah pikiran tersebut dan mendapatkan kepastian, bahwa proyek ini tidak akan berjalan sendiri, melainkan disertai kerjasama dengan pihak sekolah, tepatnya dengan tim humas SMA Muhammadiyah PK. Guru pendamping kami, Ustadzah Afif, meyakinkan kami bahwa proyek ini akan bermanfaat dalam jangka panjang dan dapat terus-menerus dikembangkan. Sebagai bagian dari tim humas, beliau merencanakan untuk mencantumkan tautan blog kami di sosial media milik sekolah, sehingga dapat dikunjungi oleh siapa saja. Beliau juga berkata, bahwa pengelolaan blog akan dibantu oleh tim humas, sehingga kami tidak perlu cemas tentang pengelolaan blog setelah kami lulus.
Proses brain storming pun dilakukan pada saat yang hampir bersamaan. Kami memutuskan untuk memberi nama blog tersebut “Renaka” yang merupakan singkatan dari “Coretan Pena PK”. Nama singkatan ini diharapkan memberikan kesan yang menyenangkan, keren, serta mudah diingat, sehingga dapat menarik perhatian khalayak ramai. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Renaka adalah blog yang dapat digunakan untuk menampung tulisan-tulisan karya dari siswa-siswi, guru, maupun karyawan SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat. Renaka dapat diakses kapanpun dan dimanapun oleh seluruh pengguna internet, termasuk siswa-siswi dari semua generasi, pengajar, wali murid, serta siapa-siapa saja yang memiliki tautan untuk mengunjungi Renaka.
Langkah-langkah yang kami lakukan dalam penciptaan Renaka diawali dengan pembuatan akun gmail baru yang dapat diakses bersama, baik pihak kami, maupun oleh sekolah. Hal ini didasarkan atas pertimbangan jika menggunakan akun gmail pribadi kami, kemungkinan akan mengganggu privasi kami, sedangkan sekolah secara leluasa dapat mengakses serta mengoperasikan Renaka, bahkan setelah kami lulus, mengingat Renaka akan sepenuhnya menjadi milik sekolah. Selain itu, penggunaan akun gmail pribadi bersifat kurang profesional.
Kami sebagai pendatang baru di dunia desain web tentu saja merasa kebingungan pada hal-hal mendasar, seperti cara mengoperasikan dan mengatur bentuk layout dari blog Renaka, tapi kami tidak putus asa. Kami tetap berusaha mempelajari dan mengotak-atik pengaturan dari blog, sehingga akhirnya kami dapat membuat tampilan blog Renaka sesuai dengan keinginan kami. Kami menginginkan pengunjung blog “Renaka” merasa nyaman dan senang dengan tampilan yang ada, sehingga memberikan kesan seperti di blog pribadi. Tentu saja, dengan keterbatasan kami sebagai siswi yang tergolong ‘awam’ di dunia pembuatan blog, masih ada banyak sekali kekurangan yang harapannya dapat kami sempurnakan ke depannya.
Di dalam blog Renaka, rencananya akan ada hasil karya tulis dari kami berdua yang akan kami unggah sebagai karya sampel terhadap Renaka. Renaka tentu saja harus bersifat ramah bagi seluruh pengunjung, sehingga orang-orang yang ingin mengunggah karya tulis mereka di dalam Renaka harus memastikan karya mereka memenuhi syarat, seperti tidak mengandung tulisan yang menimbulkan efek negatif, terlebih terhadap SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) dan hal-hal yang merugikan nama baik sekolah, suatu pihak, serta masyarakat. Syarat tersebut juga berlaku bagi pembaca yang ingin meninggalkan komentar.
Kami berharap dengan adanya Renaka, akan semakin banyak ide-ide menarik yang berhasil dituangkan menjadi tulisan dan mendapatkan audiensnya masing-masing. Karya tulis yang akan diwadahi oleh blog Renaka diharapkan mengandung kreativitas, motivasi, dan semangat yang dapat membuat pembaca ingin menciptakan karya mereka sendiri. Hal ini diharapkan juga dapat membantu minat membaca di kalangan generasi muda Indonesia untuk bangkit kembali. Karena pada saat ini minat baca di kalangan muda Indonesia sudah mulai menurun.